PERHATIAN

BCA tidak memungut biaya apapun selama proses pendaftaran dan seleksi karir berlangsung.

ARTIKEL

Dari Burnout jadi Brilliance : Membangun Kembali Semangat dengan SDT

12 November 2025

Friends, kalian pasti pernah merasa semangat kerja kalian hilang atau ga mood ngerjain hal apapun, namun karena tuntutan tanggung jawab kalian terpaksa untuk mengerjakan tugasnya tapi hasil kurang maksimal. Kondisi yang kalian alami ini dikenal sebagai burnout - yaitu kelelahan fisik, emosional, dan mental akibat tekanan yang terus menerus. Burnout yang berkelanjutan tidak baik bagi fisik dan mentalmu. Dengan menggunakan pendekatan yang tepat, burnout dapat diatasi dan semangat kerja bisa dibangun kembali. Salah satu pendekatan yang relevan adalah dengan Self Determination Theory atau SDT.


SDT atau Self Determination Theory dikembangkan oleh Edward L.Deci dan Richard M. Ryan. Teori ini membahas bagaimana manusia dapat memotivasi dirinya sendiri, dan bagaimana manusia bertumpu pada tiga kebutuhan psikologis dasar yang dapat mendorong pertumbuhan, fungsi optimal, dan kesejahteraan pribadi.

Tiga kebutuhan dasar psikologis dasar ini adalah:

  1. Kemandirian - Seseorang harus memiliki rasa bahwa dia memiliki kontrol atas dirinya sendiri, atau akan hal yang mereka kerjakan.
  2. Kompetensi - Seseorang memiliki perasaan mampu dan efektif dalam menjalankan tugasnya.
  3. Keterhubungan - Seseorang memiliki rasa diterima, terhubung, dan memiliki hubungan yang bermakna dengan orang lain.
     

Jika ketiga kebutuhan dasar ini terpenuhi dalam diri seseorang, maka dia akan memiliki motivasi intrinsik yang kuat dan dapat mendorong bekerja dengan antusias, bahkan tanpa adanya insentif atau bonus eksternal.


Langkah-Langkah Membangun Ulang Semangat Kerja dengan SDT

Berikut beberapa langkah yang bisa diterapkan untuk membangun ulang semangat kerja dengan SDT:

1. Pulihkan autonomi, dan beri ruang untuk pilihan

Cara yang dapat diterapkan untuk memulihkan autonomi antara lain:

  • Membuat daftar prioritas kerja, dari yang paling penting dan urgent sampai yang hal yang bersifat kurang mendesak.
  • Temukan cara bekerja yang sesuai dengan gaya kerjamu, seperti memulai hal lebih awal karena kamu morning person, menggunakan teknik pomodoro, atau bekerja dari kafe.

2. Bangun kembali rasa kompeten

Rasa kompeten yang dimaksud adalah keyakinan seseorang terhadap kemampuan yang kita miliki untuk melakukan sesuatu dengan baik, dan rasa kompeten ini bisa datang dari dalam diri ataupun support dari eksternal seperti:

  • Breakdown target besar menjadi target kecil yang lebih terukur dengan begitu kita bisa menghindari rasa kelelahan.
  • Mintalah feedback yang membangun dari rekan atau atasan untuk memperkuat rasa percaya diri.
  • Dokumentasikan pencapaianmu, sekecil apapun itu. Hal ini bisa membantu kamu untuk flashback dan mengingat pencapaian yang telah kamu capai.

3. Perkuat Human Connection

Manusia yang merupakan makhluk sosial tidak bisa lepas dari manusia lain, dan koneksi yang dimiliki ini menjadi obat ampuh untuk mengatasi burnout, hal yang dapat dilakukan:

  • Luangkan waktu untuk berinteraksi dengan rekan kerja secara non-formal dan lakukan hal-hal yang menyenangkan seperti, olahraga atau makan bersama setelah jam kerja, dan bermain di jam istirahat
  • Mengikuti komunitas kerja yang ada di kantor, dan diskusi santai juga dapat meningkatkan keterhubungan.
  • Saling mendukung dengan rekan kerja lain yang mungkin sedang mengalami burnout.

Self Determination Theory mengingatkan kita bahwa setiap individu memiliki potensi yang luar biasa dengan syarat kebutuhan psikologis dasarnya terpenuhi. Namun untuk mengantisipasi terus bergantung sama motivasi dari luar, kita bisa belajar mulai membangun sistem motivasi yang kuat dari dalam diri sendiri.

“Control your own destiny or someone else will.” -Jack Welch

Artikel Lainnya

Cari Karir